Logika Matematika : Metode Pembuktian
Kali ini, saya ingin berbagi tentang materi salah satu mata kuliah saya semester satu, Logika Matematika. Sebenarnya ini adalah tugas yang diberikan dosen. Tugasnya adalah membuat sebuah rangkuman materi-materi yang telah diajarkan selama satu semester serta membuat soal beserta pembahasannya. Setiap mahasiswa mendapat bagian materi yang berbeda. Kebetulan saya mendapat materi pembuktian dalam matematika.
Rangkuman ini saya susun dari beberapa sumber yang tidak saya sebutkan satu-persatu. Ragkuman ini sudah melalui proses revisi setelah mendapat bimbingan dari dosen saya, Dr. H. Imam Sujarwo, M.Pd. Semoga bermanfaat :)
METODE
PEMBUKTIAN DALAM MATEMATIKA
Di
dalam matematika, bukti adalah serangkaian argumen logis yang menjelaskan
kebenaran suatu pernyataan. Argumen-argumen ini dapat berasal dari premis
pernyataan itu sendiri, teorema-teorema lainnya, definisi, dan akhirnya dapat
berasal dari postulat dimana sistem matematika tersebut berasal. Yang dimaksud
logis di sini, adalah semua langkah pada setiap argumen harus dijustfikasi oleh
langkah sebelumnya. Jadi kebenaran semua premis pada setiap deduksi sudah
dibuktikan atau diberikan sebagai asumsi.
Pernyataan-pernyataan
matematika seperti definisi, teorema dan pernyataan lainnya pada umumnya
berbentuk kalimat logika, dapat berupa implikasi, biimplikasi, negasi, atau
berupa kalimat berkuantor. Operator logika seperti and, or, not, xor juga
sering termuat dalam suatu pernyataan matematika. Jadi membuktikan kebenaran
suatu teorema tidak lain adalah membuktikan kebenaran suatu kalimat logika.
Paling
tidak terdapat enam motivasi mengapa orang membuktikan, yaitu to establish a
fact with certainty, to gain understanding, to communicate an idea to others,
for the challenge, to create something beautiful, to construct a large
mathematical theory.
To
establish a fact with certainty merupakan motivasi paling dasar mengapa orang
perlu membuktikan suatu pernyataan matematika, yaitu untuk meyakinkan bahwa apa
yang selama ini dianggap benar adalah memang benar.
Terkadang,
beberapa orang mempunyai pendirian sangat kuat bahwa suatu konjektur adalah
benar. Keyakinan ini mungkin berasal dari penjelasan informal atau dari
beberapa kasus yang ditemuinya. Bagi mereka tidak ada keraguan terhadap
keyakinan itu, tapi belum tentu berlaku untuk orang dari kelompok lain.
Disinilah bukti dapat dijadikan sarana untuk meyakinkan orang lain akan kebenaran
suatu idea.
Tidak
dapat dipungkiri selama ini banyak kebenaran fakta di dalam matematika hanya
dipercaya begitu saja tanpa adanya kecurigaan terhadap kebenaran tersebut,
tidak berusaha membuktikan sendiri, termasuk fakta-fakta yang sangat sederhana.
Kita hanya menggunakan fakta tersebut karena sudah ada dalam buku (it was in
the text) Banyak pembuktian yang tidak hanya membuktikan suatu fakta tetapi
juga memberikan penjelasan tentang fakta tersebut. Disinilah, pembuktian
teorema berfungsi untuk mendapatkan pemahaman (to gain understanding).
Metode
Pembuktian
1.
Bukti Langsung
Bukti
langsung ini biasanya diterapkan untuk membuktikan teorema yang berbentuk implikasi
p g q. Di sini p
sebagai hipotesis digunakan sebagai fakta yang diketahui atau sebagai asumsi.
Selanjutnya, dengan menggunakan p kita harus menunjukkan berlaku q. Secara
logika pembuktian langsung ini ekuivalen dengan membuktikan bahwa pernyataan p g q benar dimana
diketahui p benar.
Contoh :
1)
Buktikan, jika x bilangan ganjil
maka x2 bilangan ganjil.
Pembahasan: Diketahui x ganjil, jadi dapat ditulis
sebagai x = 2n-1 atau x=2n+1 untuk suatu bilangan bulat n. Selanjutnya, x2
= (2n - 1)2 = 4n2 + 4n + 1 = 2 (2n2 + 2)+1= 2m
+ 1
Keterangan : 2n2+2 diibaratkan sebagai m,
karena adanya sifat ketertutupan
operasi penjumlahan pada himpunan semua bilangan bulat. Penjumlahan dua bilangan
bulat adalah bilangan bulat.
2)
Misalkan M suatu titik di dalam
segitiga ABC. Buktikan bahwa AB + AC > MB + MC
Pembahasan: Misalkan N adalah titik perpotongan BM dan
sisi AC.
Maka diperoleh AB + AC = AB + AN + NC = BM + MN + NC
> BM + MC
3)
Buktikan bahwa jika a membagi b
dan b membagi c maka a membagi c dengan a, b, dan c bilangan bulat.
Pembahasan :
a | b artinya b = ka untuk suatu k
… (i)
b | c artinya c = lb untuk suatu l
… (ii)
akan dibuktikan bahwa c = ma untuk suatu m
substitusi (i) ke (ii), sehingga diperoleh c = lb =
l(ka) = (lk)a
karena lk adalah perkalian bilangan bulat yang
hasilnya bilangan bulat juga (sifat tertutup perkalian bilangan bulat), maka
ambil m := lk untuk dengan m
, sehingga diperoleh
c = ma untuk suatu m
4)
Buktikan bahwa perkalian tiga
bilangan asli berurutan habis dibagi 3
Pembahasan :
misal tiga bilangan asli berurutan
didefinisikan sebagai n, n + 1 dan n + 2 untuk suatu n
dan perkalian tiga bilangan asli adalah m. Disini kita akan
menggunakan 3 kasus, yaitu 3k, 3k + 1, 3k + 2
(i) m = (n)(n + 1)(n + 2)
= (3k)(3k + 1)(3k +
2)
= 3k(9k2
+ 9k + 2)
= 3(9k3 +
9k + 3)
m adalah
bilangan kelipatan 3
(ii) m = (n)(n + 1)(n + 2)
= (3k + 1)(3k + 1 +
1)(3k + 1 + 2)
= (3k + 1)(3k +
2)(3k + 3)
= (3k + 1)(9k2
+ 15k + 6)
= 27k3 +
54k2 + 21k + 6
= 3(9k3 +
18k3+ 7k + 2)
m adalah bilangan kelipatan 3
(iii) m = (n)(n + 1)(n + 2)
= (3k + 2)(3k + 2 +
1)(3k + 2 + 2)
= (3k + 2)(3k +
3)(3k + 4)
= (3k + 2)(9k2
+ 21k + 12)
= 27k3 +
81k2 + 78k + 24
= 3(9k3 +
27k2 + 26k + 8)
m
adalah bilangan kelipatan 3 dari (i), (ii), dan (iii) terlihat bahwa m merupakan
bilangan kelipatan 3 berakibat m habis dibagi 3.
5)
Buktikan bahwa a + b bilangan
ganjil jika dan hanya jika a atau b bilangan ganjil dengan a dan b bilangan
bulat.
Pembahasan :
Pernyataan
diatas ekuivalen dengan
(i)
jika a + b bilangan ganjil maka a atau b bilangan ganjil
(ii) jika a atau
b bilangan ganjil maka a + b bilangan ganjil
Jadi pada
pembuktian ini kita akan membuktiaan (i) dan (ii).
Bukti bagian (i)
misalkan a dan b
bilangan bulat sebarang dan a + b bilangan ganjil.
akan dibuktikan
a atau b bilangan ganjil.
tanpa mengurangi
perumuman akan dibuktikan a ganjil
klaim : b bilangan
genap (b := 2m untuk suatu m
)
a + b bilangan
ganjil
a + b = 2k + 1
untuk suatu k
substitusi b =
2m sehingga diperoleh
a + 2m = 2k + 1
a = 2k – 2m + 1
= 2(k – m) + 1
karena tertutup
terhadap operasi pengurangan, maka ambil l := k – m, sehingga diperoleh
a = 2l + 1
jadi a bilangan
ganjil
selanjutnya akan
dibuktikan b bilangan ganjil
klaim : a
bilangan genap (a := 2p untuk suatu p
)
a + b bilangan
ganjil
a + b = 2q + 1
untuk suatu k
substitusi a =
2p sehingga diperoleh
2p + b = 2q + 1
b = 2q – 2p + 1
= 2(p – q) + 1
karena tertutup
terhadap operasi pengurangan, maka ambil r := p – q, sehingga diperoleh
b = 2r + 1
jadi b bilangan
ganjil
Bukti bagian (ii)
misal a dan b
bilangan bulat sebarang dan a bilangan ganjil (a := 2m+ 1 untuk suatu m
) dan b bilangan genap (b := 2n untuk suatu n
). Sehingga
a + b = 2m + 1 +
2n = 2(m + n) + 1
karena tertutup
terhadap operasi penjumlahan bilangan bulat, ambil p := m + n, sehingga
a + b = 2p + 1
untuk suatu p
jadi a + b
bilangan ganjil
2.
Aturan Generalisasi
Universal
Permis-premis dari argumen
diasumsikan benar, maka konklusinya adalah benar
p(a)
-----------
x p(x)
Atau
p(a)
q(a)
-----------------------
x[p(x)
q(x)]
Contoh :
3.
Aturan Spesifikasi Universal
Permis-premis
dari argumen diasumsikan benar, maka konklusinya adalah benar
x[p(x)
q(x)]
p(t)
--------------------
q(t)
Contoh
:
1)
SP adalah semua mahasiswa yang mendapat beasiswa bidik misi. p(x): x
mahasiswa semester I, q(x): x mahasiswa semester III, dan r(x): mahasiswa yang
menerima beasiswa bidik misi. Diberikan argumen-argumen sbb:
-Semua
mahasiswa semester I atau semester III tidak ada yang mendapat beasiswa bidik
misi
-Amir
adalah mahasiswa yang menerima beasiswa bidik misi
Konklusi : Jadi, Amir bukan mahasiswa semester III
Jika Amir
ditandai dengan a, buktikan argumentasi tersebut adalah valid.
Pembahasan :
Disimbolkan premis sebagai berikut :
Premis 1 :
x[p(x)
q(x)]
Premis 2 : p(a)
Langkah langkah Alasan
x[p(x)
q(x)] Premis
1
P(a) Premis
2
P(a)
q(a) Aturan Spesifikasi Universal
Konklusi : q(a)
4. Bukti dengan kontradiksi
Pembuktian melalui kontradiksi (bahasa
Latin: reductio ad absurdum, 'reduksi ke yang absurd', bahasa Inggris: proof by
contradiction, 'bukti oleh kontradiksi'), adalah argumen logika yang dimulai
dengan suatu asumsi, lalu dari asumsi tersebut diturunkan suatu hasil yang
absurd, tidak masuk akal, atau kontradiktif, sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa asumsi tadi adalah salah (dan ingkarannya benar). Dalam disiplin
matematika dan logika, pembuktian melalui kontradiksi merujuk secara khusus
kepada argumen dimana sebuah kontradiksi dihasilkan dari suatu asumsi (sehingga
membuktikan asumsi tadi salah) Argumen ini menggunakan hukum
non-kontradiksi - yaitu suatu pernyataan tidak mungkin benar dan salah
sekaligus.
Metode
ini mempunyai keunikan tersendiri, tidak mudah diterima oleh orang awam.
Dalam
membuktikan kebenaran implikasi p g q kita berangkat dari diketahui
p dan ~q. Berangkat dari dua asumsi ini kita akan sampai pada suatu
kontradiksi. Suatu kontradiksi terjadi bilamana ada satu atau lebih pernyataan
yang bertentangan.
Contoh
pernyataan kontradiksi : 1 = 2, 1 < a
< 0 dan 0 < a < 1, "m dan n dua bilangan bulat yang relatif
prima" dan "m dan n keduanya bilangan genap".
Contoh :
1)
Misalkan himpunan A didefinisikan
sebagai interval setengah terbuka A := [0;1). Buktikan maksimum A tidak ada.
Pembahasan :
Pernyataan ini
dapat dinayatakan dalam bentuk implikasi berikut
"jika A =
(0;1) maka maksimum A tidak ada."
Andaikan
maksimum A ada , katakan p. Maka haruslah 0 < p < 1, dan akibatnya
p < 1 dan
(p + 1) < 1.
Diperoleh
p =
p +
p <
p +
=
(p + 1) < 1
Diperoleh dua
pernyataan berikut :
·
p maksimum A, yaitu elemen
terbesar himpunan A.
·
Ada q Є A (yaitu q =
(p + 1))
yang lebih besar dari p.
Kedua
pernyataan ini kontradiktif, jadi pengandaian A mempunyai maksimum adalah salah,
jadi haruslah tidak ada maksimum.
2) Jika m dan n saling relatif prima, buktikan bahwa
bukan
bilangan rasional.
Pembahasan:
Andaikan bahwa
bilangan rasional maka dengan x dan y adalah bilangan
asli. Maka berlaku mx = ny
Karena m dan n relatif prima
maka tidak ada x dan y bilangan asli yang memenuhi (kontradiksi).
Terbukti, Jika m dan n saling
relatif prima,
bukan
bilangan rasional.
3) Buktikan bahwa
adalah
irrasional.
Pembahasan :
Andaikan
adalah rasional, maka
dapat dinyatakan sebagai
dengan p,q€Z
dan p dan q relative prima. Kuadratkan kedua ruas, didapat
2q2 =
p2
Karena 2q2 adalah genap, maka p2 juga genap dan
juga p genap. Akibatnya p=2r, r€Z. 2q2 = (2r)2
2q2 =
4r2
q = 2r
Persamaan
terakhir mengatakan bahwa q juga merupakan bilangan kelipatan 2. Berarti, p dan
q sama-sama mempunyai factor kelipatan selain 1. Akibatnya p dan q tidak
relative prima. Ini kontradiksi dengan pernyataan bahwa p dan q relative prima.
Jadi, haruslah
irrasional.
5. Bukti dengan Kontraposisi
Menurut aturan
kontrapositif, menunjukkan kebenaran proposisi p g
q sama dengan menunjukkan ~q g ~p.
Contoh :
1) Buktikan bahwa jika n2 bilangan ganjil maka n juga
bilangan ganjil.
Pembahasan:
Kita akan membuktikan soal ini
dengan metode pembuktikan tidak langsung. Hal ini
berarti kita harus mengubah
bentuk soal dalam kontraposisinya, yakni:
Jika n bilangan genap maka n2
merupakan bilangan genap.
Berdasarkan solusi (A.1), maka
kontraposisi tersebut suatu pernyataan yang benar.
Jadi, terbukti bahwa jika n2
bilangan ganjil maka n juga bilangan ganjil.
6. Bukti dengan Induksi Matematika
Secara
umum penalaran di dalam matematika menggunakan pendekatakan deduktif. Tidak
dapat dibayangkan bagaimana orang dapat membuktikan kebenaran pernyataan yang
memuat kalimat "untuk setiap " > 0 . . . ", "untuk
setiap bilangan asli n . . .", "untuk setiap fungsi kontinu f . .
.", dan lain-lain. Tidak mungkin dapat ditunjukkan satu per satu untuk
menunjukkan kebenaran pernyataan tersebut. Tapi ada salah satu pola penalaran
pada matematika yang menggunakan prinsip induksi, biasanya disebut induksi
matematika. Prinsip induksi matematika ini adalah untuk inferensi terhadap
pernyataan tentang n dimana n berjalan pada himpunan bilangan bulat, biasanya
himpunan bilangan asli N atau pada himpunan bagian bilangan asli,
N ϲ N. Biasanya
pernyataan tentang bilangan asli n dinyatakan dengan P(n).
Contoh :
1)
Untuk setiap n Є N , berlaku 1 + 2
+ 3 + …..+ n =
n(n+ 1).
Diperoleh
P(1)
: 1 =
(1)(1 + 1)
P(3) : 1 + 2 + 3 =
(3)(3 + 1)
P(6)
: 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 =
(6)(6 + 1)
Teorema.
Misalkan
S himpunan bagian dari N yang mempunyai sifat-sifat berikut
(i) 1 Є S
(ii)
k 2S )k + 1 2S.
Maka S = N .
Bukti. Lihat (Bartle dan Sherbet, 1994).
Bila P(n) suatu pernyataan tentang n
bilangan asli maka P(n) dapat bernilai benar pada beberapa kasus atau salah
pada kasus lainnya. Diperhatikan P(n) : bahwa n2 ≥2n
hanya benar untuk P(2);P(3);P(4) tetapi salah untuk kasus lainnya. Prinsip induksi
matematika dapat diformulasikan sebagai berikut :
Misalkan untuk tiap n Є N menyatakan
pernyataan tentang n. Jika
(i)
P(1) benar,
(ii)
jika P(k) benar maka P(k + 1) benar,
maka P(n) benar untuk setiap n Є N .
Kembali kita dituntut membuktikan
kebenaran implikasi p g q pada (ii). Di sini kita perlu membuktikan
kebenaran pernyataan P(k+ 1) dengan diketahui kebenaran P(k).
2)
Buktikan bahwa jumlah n buah
bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Pembahasan :
(i) Basis
Induksi: Untuk n = 1, Perhatikan 1 = 12 (Benar).
(ii) Langkah
Induksi: Andaikan untuk n ≥ 1 pernyataan:
1 + 3 + … +
(2n-1) = n2 adalah suatu yang benar.
Akan ditunjukkan
benar untuk 1 + 3 + … + (2n-1) + (2n +1) = (n + 1)2
Perhatikan bahwa
1 + 3 + … + (2n-1) + (2n +1) = [1 +
3 + … + (2n-1)] + (2n +1)
=
n2 + 2n + 1
=
(n+1)2
3)
Buktikan N3 + 2n adalah
kelipatan 3 berlaku untuk n = 1 dan berlaku kelipatan 3 untuk setiap bilangan
bulat postitif n
Pembahasan :
Untuk
n = 1 akan diperoleh:13 + 2(1) = 3 yg merupakan kelipatan 3 (Berlaku)
Misalkan
untuk n = k asumsikan k 3 + 2k = 3x
Untuk
n = k + 1 berlaku (k + 1)3
+ 2(k + 1) adalah kelipatan 3
(k 3
+ 3k 2 + 3 k+1) + 2k + 2
(k 3
+ 2k) + (3k 2 + 3k + 3)
(k 3
+ 2k) + 3 (k 2 + k + 1)
Induksi 3x + 3 (k 2
+ k + 1)
3 (x + k 2 + k + 1)
Kesimpulan : N 3 + 2n adalah kelipatan 3 untuk setiap bilangan bulat
positif n (Berlaku kelipatan 3).
atau, anda bisa mendownload file nya disini
Komentar
Posting Komentar